Have a Good Time in Singapore (Day 3)

Foto bersama. Photo : Dudi
Dan...sampai juga di hari ke-3 yang..ah, sudahlah. Kenapa setiap hari terakhir liburan begitu menyedihkan? Apa karena besoknya kita kembali ke kehidupan normal ya? haha. Tapi bukan backpacker namanya kalo ngga memanfaatkan setiap waktunya untuk terus jalan-jalan. Di beberapa jam terakhir sebelum pulang ke Jakarta pun kami masih sibuk jalan. Tapi ternyata salah satu teman saya bernama Gori (bukan nama sebenarnya) masih punya cuti beberapa hari lagi yang dia manfaatkan untuk lanjut ke Kuala Lumpur keesokan harinya. Dan tanpa menyia-nyiakan kesempatan terakhir bertemu dengan teman-teman baru saya ini, kami sempatkan berfoto bersama di depan hostel ditambah ncik respsionis. Untungnya tanpa dipaksa dia langsung mau berfoto bersama kami.

Jalan Pagi Di Mustafa Centre
Luarnya Mustafa Centre. Photo : Gori
Kenapa Mustafa Centre yang kami pilih? karena kami cek out masih kepagian (masih jam 8.30) jadi banyak tempat yang belum buka. Saya ingat Mustafa Centre buka 24 jam. Sebenarnya sih semalamnya kami mau kesana, tapi apalah daya kaki ngga mengijinkan. Dan begitu keluar MRT Ferrer Park kami ngga kesulitan mencarinya. Cukup ikuti jalan, dan jreng-jreng.. Ternyata begini aja? Masih lebih seru di Pagoda Street atau bahkan Bugis Street. Ngga sampai masuk ke dalam, akhirnya kami putuskan balik badan dan pindah tempat berikutnya.

Merlion Park, Floating Stadium & Marina Bay Sands
Ga ada tripod, backpack pun jadi.
Padahal masih pagi (jam 9an) kok ya tempat ini masih rame aja? Mencoba menjadi turis juga (loh, memang turis kan?) kami pun berfoto disana, walaupun beberapa kali malah kami yang diminta memotret (mungkin karena kami kemana-mana menenteng DSLR). Ga apa lah, malah seru bergaul sama turis lain yang kebanyakan (sepertinya) dari Taiwan dan Jepang. Bukannya di negara mereka lebih bagus daripada ini ya? kalo kami kan pantas, di Jakarta ga ada yang kayak gini haha.

Masih pagi udah rame aja
Setelah puas dan sudah ngga dibutuhkan lagi (haha) disana kami lanjutkan perjalanan lewat pinggir Esplanade untuk menyeberang ke Marina Bay Sands lewat jembatan Helix. Tapi ternyata sepanjang jalan banyak menemukan sesuatu yang ga kalah bagusnya. Salah satunya Floating Football Stadium, lapangan bola terapung di pinggir Esplanade. Karena tribunnya ditutup untuk umum jadinya kami cuma jalan di depannya aja. Lanjut sedikit lagi kami menemukan Helix Bridge. Tapi sebelum berbelok ke jembatan Helix mata saya tertuju ke salah satu attraction terbaik di negeri singa ini, Singapore Flyer. Celaan orang kere (backpacker kere) keluar begitu kami melihat harganya. Apa? S$33? itu biaya hidup kami (hostel & makan) di sini 1 hari penuh. Dan dengan harus senang hati kami berfoto-foto dibawahnya. 

Setelah agak kecewa tapi puas, kami balik badan dan lanjutkan perjalanan menuju Marina Bay Sands lewat Helix Bridge. Ngga tau kenapa, hampir semua fasilitas umum yang ada di negeri ini kok nyaman banget ya dipakenya? padahal cuma jembatan. Sepanjang jembatan juga bisa lihat-lihat sungai dan bangunan disekitarnya, ditambah arsitekrutnya yang unik. Ngiri banget deh sama negeri tetangga yang 1 ini.

Jalan-jalan naik perahu
Sampai di Marina Bay Sands, saya teringat ada 1 hal lagi yang perlu dicoba : Singapore River Cruise. Kebetulan dekat di depan Art Museum ada loketnya. Melihat ke sekeliling loketnya, kok ngga ada harganya? Begitu tanya sama mas-mas nya : "How much for the ticket?" Dengan santai (sambil makan mie rebus) "S$19.90 sir. How many tickets?" Eh buset, 20 dolar? tanya dulu deh sama yang lain. Ternyata yang lain mau juga, ya udah deh saya mau juga, toh budget buat belanja nanti masih ada. Kami pun dengan agak berat tapi penasaran membayar $20 dan kembali 10 cents.

Diluar hujan :'(
Dan perjalanan +-40 menit ini menjadikan tiket termahal di hari terakhir. Awalnya seru, tapi begitu langit berubah jadi gelap, jadi ngga seru lagi. Kami yang dari awal berasik-asik di bagian outdoor perahu harus masuk ke dalam perahu supaya ngga kebasahan. Dan pada saat melewati Merlion Park saya pernah bilang "Kapan sepinya tempat itu?" ternyata barulah sekarang terlihat tempat itu sepi, akhirnya... haha. Hujan yang cukup deras itu berlanjut hingga kami sampai ke shelter semula. Dengan cepat kami membungkus backpack kami, dan menyelamatkan semua barang elektronik. Setelah sampai shelter, saya kira akan diantar sampai atas, ternyata cuma sampai shelter aja, wah...rugi dong S$19,90 ngga di payungin sampe atas (ga mau rugi). Dengan baju agak basah kami masuk ke Marina Bay Sands dan ngadem sebentar di mall keren ini.

Melirik ke jam tangan sudah jam 11, waktunya belanja nih kalo ngga mau buru-buru ke airport jam 15 nanti. Kami turun ke basement untuk cari MRT dan langsung menuju Orchard Road.

Belanja di Orchard Road
Gayanya sih mau belanja, tapi tetap aja yang di cari 5 for 10 haha. Setelah mondar-mandir ke beberapa toko membandingkan harga dan barang yang didapat dengan modal 10 dolaran, sepertinya kami salah pilih tempat. Tahu seperti ini kami belanja di Pagoda atau Bugis saja. Tapi sudah kepalang, kalo pun kami kembali ke Pagoda sudah kesiangan. Alhasil kami cuma beli beberapa souvenir dan coklat (lagi) di Lucky Plaza. Serasa sudah cukup penuh isi tas, kami langsung ngacir ke MRT untuk segera pergi ke Airport Changi. Flight kami memang pukul 17.00, tapi sebaiknya 2 jam kami sudah sampai sana karena rencananya mau nyobain alat pijat kaki haha.

Pulang ke Jakarta
Naik MRT terakhir di SG tahun ini
Tapi ternyata perhitungan saya agaknya salah. Dari Orchard pukul 13.30 ternyata ngga cukup untuk mendapatkan semua rencana itu. Ditambah accident kecil waktu di MRT Orchard. Pada saat mau masuk kereta, saya sudah ragu untuk masuk akrena tempatnya full. Tapi kedua teman saya sudah menyelusup ke dalam. Karena saya bertanggung jawab atas kedua teman saya, akhirnya saya paksakan masuk. Tapi sepertinya memang sudah ngga ada tempat lagi atau memang ngga ada yang mau kasih tempat. Tanpa bunyi "beep beep" terlebih dahulu pintu kereta tertutup disaat saya masih di pintu. Karena panik saya langsung mundur keluar pintu dan hampir terjepit. Pintu kereta MRT ngga seperti pintu lift yang akan terbuka lagi kalau ada sesuatu yang menghalangi. Masih deg-degan (dan bersyukur saya ngga kenapa-napa) saya perlahan mundur dari pintu. Ada petugas yang menanyakan keadaan saya : "Are you OK, sir?" Masih sedikit shock dan agak marah saya bilang "I'm OK, but the door was closed without warning. What happened?" Ngga menjawab, mbak-mbak petugasnya cuma senyum-senyum ga jelas. Tapi saya baru ngeh, kok tumben-tumbenan disini ada petugasnya? apa karena memang dari tadi sistemnya lagi error? Ya sudahlah, sekali-sekali marahin petugas negeri orang haha.

Check in Air Asia
Changi Terminal 3
Setelah datang kereta lainnya, saya langsung masuk ke dalam dan masih agak trauma sama pintunya haha. Sampai di terminal transit, ternyata kedua teman saya dengan sabar menunggu saya. Wah, saya jadi terharu (lebay) saya pikir sudah ditinggal sampai Changi. Ternyata si Gori (yang besok masih mau ke KL) berniat pamitan dengan kami. Buaknnya terbalik ya? haha. Setelah berbincang sebentar akhinrnya kami berpisah. Perjalanan ke Changi yang memakan waktu +- 40 menit dan melewati beberapa pintu, antri check in tiket, dan imigrasi membuat waktu yang tersisa tinggal 30 menit lagi sebelum panggilan. Wah, kami belum makan dan teman saya cuma
Mau pamer coklatnya :P
sempat mencoba mesin pijit untuk 5 menit saja. Lumayan lah, di Jakarta 15 menit bayar 5 ribu haha.

Iseng-iseng motret ini
Setelah menunggu pesawat +- 30 menit ditambah delay 20 menit akhirnya kami naik pesawat dan pulang ke Jakarta. Ada kejadian yang kurang mengenakkan di pesawat. Teman sebangku saya adalah seorang bule cewe. Tadinya di mau ajak ngobrok sepanjang jalan, karena saya tahu orang bule biasanya lebih open mind dan bersahabat, ternyata saya salah lagi, Boro-boro bersahabat, ngomongnya aja judes gitu, ah sudahlah. Jadinya sepanjang jalan saya motret-motret sendiri sambil denger lagu di  iPod tanpa menengok ke arah cewe bule itu.

Dan setelah 1 jam 40 menit sampai di Jakarta. Suasana lembab dan sumpek langsung berasa walaupun sudah masuk ke bandara. Saya dan teman saya pun saling pamitan dan menuju keluar. Teman saya (Dudi) naik bus, dan saya mengantri taksi karena sudah kelelahan. Lupakan dulu kamus backpacker yang anti taksi karena saya sudah pingin cepat-cepat pulang. Tapi apa mau dikata, setelah berlama-lama menunggu taksi, ternyata harus membayar lebih mahal karena jalan di Jakarta banyak yang tertutup banjir. Ditambah saya harus lanjutkan berjalan lagi karena taksi sudah tidak bisa lewat lagi dan meminta orang rumah menjemput saya. We-O-we..WOW, sungguh pengalaman liburan yang fantastis. Bukan begitu?

Biar lebih seru, lihat video perjalanan kami di hari 3 yuk : 


Dan berikut sedikit bocoran perkiraan budget yang saya keluarkan di Trip kali ini :

Hari 1 :
1. Airport Tax : Rp.150.000
2. Hostel (2 malam) : $24 x 2 hari = $48
3. Makan+minum (2 kali) : $5 x 2 = $10
4. Isi ulang EZ link Card : $10

Total Hari 1 : S$68 x Rp.8.750 (kurs saat itu) + Rp.150.000 = Rp.745.000

Hari 2 :
1. Makan + minum : $5.80 + $5 = $10.80
2. Tiket Science Centre : $17
3. Isi ulang EZ link Card : $10

Total hari 2 : $37,80 = Rp.330.750

Hari 3 :
1. Singapore River Cruise : $19,90

Total Hari 3 : $19,90 = Rp. 174.000

Total Keseluruhan : Rp.1.249.750
Budget belum termasuk belanja coklat, souvenir dan jajanan yang beberapa kali pakai kartu EZ link.

Semoga tulisan ini berguna untuk yang baru atau ingin mencoba ke Singapore lagi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar